Garis Merah News Berani Kreatif dan Terpercaya
Garis merah, Tubaba –
Desa mandiri dengan usaha ekonomi seperti Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes) diharapkan mampu menjadi salah satu usaha masyarakat agar sejahtera. Namun, tidak seperti yang terjad di Tiyuh Mulya Jaya SP3C.
Pasalnya, struktur kepengurusan Badan Usaha Milik Tiyuh (BUMTi) Mulya Jaya SP 3C Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat masih belum jelas. Pengurus BUMTi Mulya Jaya SP 3C saling lempar tanggungjawab, dan tak satupun mau mengakui sebagai ketuanya.
Juru tulis Tiyuh Mulya Jaya, Iwan, mengatakan ketua BUMTi periode 2016-2017 yaitu Warigan.
“Untuk tahun 2018 di setop dulu, karena pembukuannya tidak jelas, sedangkan total modal mencapai Rp150 juta, dengan rincian modal pertama Rp90 juta pada tahun 2016 ditambah lagi Rp60 juta padapada t 2017. Jadi totalnya dana yang ke BUMT sebesar Rp 150 juta,“ujarnya.
Ia juga menuturkan terkait perkembangannya berkembang atau tidak, yang jelas 2018 tidak dianggarkan lagi tuturnya kepada awak media ini saat ditemui di ruang kerja nya.
Terpisah Wagiran pun menjelaskan, bahwa dia bukan ketua BUMT, namun hanya sebatas pengelola salah satu usaha di BUMT.
“ Saya hanya pengelola saja itu pun baru pada bulan Mei 2018 sampai saat ini yang saya kelola hanya dua unit tarup,1 paket panggung, kursi 100 biji, meja 10-20 dan mesin deseal. Dan selama saya kelola saya kumpulkan uang hasil sewa mencapai Rp 4 juta. Kalau ketuanya itu pak Nyoman,”ucapnya kepada jurnalis saat menemui dikediamannya.
Berdasarkan keterangan Wagiran, kamipun beranjak menuju kediaman Nyoman setelah bertemu dirinya memberi keterangan berbeda.
“Saya bukan ketua BUMT, saya tidak tau menau masalah itu karena saya sudah lama mengudurkan diri dari jabatan saya itu sudah saya serahkan semuanya dengan Iwan yang saat ini sebagai juru tulis,” tutup pak Nyoman.
Terkait simpang siurnya keberadaan BUMT terkait siapa yang bertanggung jawab pihak intansi terkait diminta segara usut sampai tuntas dan jelas,serta yang salah di berikan sanksi yang tegas, agar hal yang sama tidak terulangi lagi.(Elwan)
Editor : yogi
