Lampung Barat, garismerahnews.com-
Dengan keragaman seni budaya, berbagai suku bangsa dan agama hidup
berdampingan di Lampung Barat, pembangunan peradaban modern berjalan serasi dengan budaya tradisional masyarakatnya.
Dalam rangka Mempromosikan daya tarik wisata serta seni budaya Lampung Barat dan Meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Kabupaten Lampung Barat serta Menarik minat Wisatawan Mancanegara dan Nusantara untuk mengunjungi Festival Sekala Bekhak V dengan daya tarik wisata dan budayanya dianataranya adalah Lomba Hadra dilaksanakan tanggal 11 Juli 2018 bertempat di Lapangan Merdeka
panggung utama FSB V Jam 13.00 WIB.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Lampung Barat Indra Kesuma, S.Sos
menyampaikan Lomba Hadra, merupakan kesenian tradisional yang ada sejak Kerajaan Sekala Bekhak Kuno berganti dengan Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Bekhak, pada zamannya seni budaya hadra merupakan sarana dakwah dalam penyampaian ajaran-ajaran islam oleh Paksi Pak Sekala Bekhak terhadap masyarakat asli yang masih menganut ajaran animisme.
“Kesenian yang bernapaskan islam ini di Bumi Sekala Bekhak masih lestari hingga kini dan pada perkembangan nya dijadikan sarana seni budaya dalam arak-arakan adat baik dalam lapahan
Saibatin maupun dalam arak-arakan tayuhan yang digelar oleh masyarakat adat”,ungkapnya.
Kemudian Kesenian merupakan bentuk ekspresi masyarakat yang mempunyai identitas suatu kelompok atau golongan dilakukan dalam waktu yang disepakati. Semua yang berkaitan dengan budaya dan kesenian pasti melibatkan masyarakat yang heterogen atau masyarakat yang dulunya
hidup dan berpindah-pindah.
Secara tidak langsung kebiasaan itu diwariskan pada keturunan
mereka salah satunya kesenian tradisional Hadra, dan bukan merupakan nama seseorang atau
yang menemukan kesenian tadisional ini. Tidak bisa kita pungkiri kebudayaan ini sudah ada
sejak berabad tahun yang lalu hinga sampai pada zaman yang modern.
“Hadra adalah salah satu bentuk kesenian tradisional yang ada di bumi Nusantara, salah satu nya
di lampung barat, hadra merupakan kesatuan dari seni keterampilan, tabuhan, lagu dan tarian atau dalam kesenian hadra sendiri biasa disebut radat/khadat, dan kesempurnaan kesenian hadra ini bergantung pada tiga unsur tersebut, menurut para pakar hadra yang ada di lampung barat jika salah satu unsur tersebut dihilangkan maka belumlah bisa dikatakan hadra”, Ujarnya.
Lebih lanjut Hadra sendiri biasa dimainkan dengan menggunakan rebana atau yang dalam bahasa daerah Liwa disebut tekhbangan (gekhincing), khaddap, atau tekhbang. Dalam bermain hadra biasanya pemain membentuk sebuah grup yang pada umumnya beranggotakan 10 orang atau lebih yang terdiri dari 7 orang penabuh dan 3 orang penari (radat/khadat) dimana para pemain
membentuk susunan formasi berdasarkan koreografi yang telah di tentukan dan biasanya akan berbeda dalam setiap lagunya.
Kesenian ini biasa di tampilkan dalam acara adat, acara
keagamaan, festival budaya, dan masih banyak lagi .
Di lampung barat sendiri terdapat begitu banyak grup hadra/sanggar hadra, dan dari setiap
grup/sanggar masing-masing mempunyai ciri khas yang berbeda, bisa dari tarian, tabuhan dan
juga lagu .(*)